Sejarah Adanya Asal Usul Tuno Manul Ritual Adat Keseimbangan

Estimated read time 2 min read

Sejarah Asal Usul Ritual Penyeimbangan Tradisional Suku Maloholot. Keretakan hubungan manusia dengan Tuhan, sesamanya dan alam semesta bagi suku Lamaholot merupakan sebuah kegagalan. Memulihkan hubungan adalah ritual tuno manuk, membangun keseimbangan dalam hidup. Setiap pria mempersembahkan seekor ayam jago, simbol dewa langit. Ayam ini dipersembahkan di rumah adat korke, tempat bersemayamnya Tuhan.

Bunyi gong dan gendang pertama ditabuh oleh tokoh adat, disusul lima kepala suku dan pemuda di Desa Demondei. Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Bunyinya musik leluhur menjadi tanda bahwa upacara Tuno Manuk akan segera dimulai.

Desa yang tadinya tampak sepi, jauh dari hiruk pikuk kendaraan bermotor dan hiruk pikuk mesin pabrik, mendadak ramai. Sekitar 2.300 warga dari dua desa, Demondei dan Mewet berkumpul.

Warga Desa Mewet yang berada di pesisir pantai datang ke Desa Demondei, yang berada di ketinggian sekitar. 850 meter di atas permukaan laut (mdpl), untuk bermalam di rumah anggota keluarga. Sebelum pandemi Covid-19, laki-laki dari dua desa di daerah lain menyempatkan diri untuk hadir.

Demondei merupakan salah satu desa tua di kalangan masyarakat suku Lamaholot. Suku ini mendiami sebagian wilayah Kabupaten Flores Timur, Lembata dan Alor di NTT. Setidaknya ada tujuh desa tua di tiga kabupaten yang masih menjalankan ritual tersebut.

Ada keyakinan kuat bahwa Yang Maha Tinggilah yang membantu para peserta upacara ini. Memasuki pelataran rumah adat sama dengan memasuki perlindungan Tuhan. Masker boleh dipakai saat bepergian ke luar desa ini.

Baca Selengkapnya………Sejarah Asal Usul Adanya Tari Cangget Dari Lampung Utara

You May Also Like

More From Author