Gedung Sultan Abdul Samad Yang Bersejarah Bagi Masyarakat Malaysia

Estimated read time 3 min read

Gedung Sultan Abdul Samad Merupakan sebuah bangunan akhir abad ke-19 yang terletak di sepanjang Jalan Raja di depan Dataran Merdeka dan Royal Selangor Club di Kuala Lumpur, Malaysia. Bangunan ini awalnya merupakan kantor pemerintahan kolonial Inggris, dan pada tahun-tahun awalnya hanya dikenal sebagai Kantor Pemerintah. Pada tahun 1974, namanya diubah menjadi Sultan Abdul Samad, sultan Selangor yang berkuasa pada saat pembangunan dimulai.

Gedung ini menampung kantor Kementerian Komunikasi dan Multimedia dan Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan Malaysia (Melayu: Kementerian Komunikasi dan Multimedia, Kementerian Pelancongan dan Kebudayaan Malaysia). Gedung ini pernah menjadi tempat pengadilan tinggi di negara tersebut. Pengadilan Federal Malaysia, Pengadilan Banding dan Pengadilan Tinggi Malaya. Pengadilan Federal dan Pengadilan Banding telah berpindah ke Istana Kehakiman di Putrajaya pada awal tahun 2000an, sedangkan Pengadilan Tinggi Malaya berpindah ke Kompleks Pengadilan Kuala Lumpur pada tahun 2007.

Sejarah Awal Mula Gedung Sultan Abdul Samad

Kantor pemerintahan pemerintahan kolonial Inggris pada awalnya terletak di kawasan Bluff Road (sekarang Jalan Bukit Aman) di sebuah bukit yang menghadap ke Padang yang sekarang disebut Lapangan Merdeka. Namun, karena kebutuhan akan lebih banyak ruang kantor dan keluhan masyarakat tentang perlunya naik dan turun bukit, Insinyur Negara Departemen Pekerjaan Umum Selangor Charles Edwin Spooner mengusulkan pembangunan kantor pemerintah di bagian bawah dataran. Saran awal ditolak karena biaya, namun Residen Selangor Inggris William Edward Maxwell menerima proposal kedua yang biayanya lebih murah.

Bangunan ini awalnya dirancang oleh A.C. Norman dan asistennya R. A. J. Bidwell dalam gaya Renaisans Klasik, tetapi Spooner tidak menyukai desain tersebut. Itu kemudian dikerjakan ulang oleh Bidwell di bawah bimbingan Spooner dalam gaya yang digambarkan sebagai Indo-Saracenic, Neo-Mughal, atau Moor. Kemudian A. B. Hubback yang baru saja mulai bekerja untuk pemerintah kolonial di Malaya sebagai juru gambar senior juga mengerjakannya. Meskipun bangunan tersebut secara resmi dikreditkan ke A.C. Norman (hanya namanya yang tercantum di batu fondasi sebagai arsiteknya) dan denah dasarnya tetap dipertahankan, desain sebenarnya sebagian besar merupakan karya R. A. J. Bidwell, dengan beberapa kontribusi dari A. B. Hubback yang juga merancang perlengkapan bangunan.

BACA JGA : Istana Raja Agung Thailand Yang Sangat Megah Dan Bersejarah

Bangunan ini mempunyai dua lantai, dengan denah kira-kira berbentuk huruf F dengan palang atas memanjang melambangkan bagian depan. Fasad bangunan menghadap ke Padang dan membentang sepanjang 137,2 meter (450 kaki) di sepanjang Jalan Raja, yang pada saat itu merupakan bangunan terbesar di Malaya. Bangunan ini memiliki beranda selebar 3,5 meter (11 kaki) di kedua lantai. Menara jam pusat setinggi 41 meter (135 kaki), dan dirancang menyerupai Big Ben tetapi dalam gaya Indo-Saracenic. Dua menara bawah mengapit menara jam, masing-masing berisi tangga. Desain kedua menara ini mungkin dipengaruhi oleh Muir Central College of Allahabad di India. Ketiga menara tersebut di atasnya terdapat kubah bawang berlapis tembaga. Gaya bangunannya kadang-kadang disebut sebagai gaya “darah dan perban”—bata merah dengan lengkungan dan garis yang diplester putih.

You May Also Like

More From Author