Sejarah Benteng Belgica Yang Indah di Banda Neira

Estimated read time 2 min read

Benteng Belgica adalah benteng abad ke-17 di Banda Neira, Kepulauan Banda, Kepulauan Maluku (Maluku). Indonesia; secara administratif berada di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Benteng ini berfungsi sebagai sistem benteng bagi pulau Banda yang merupakan satu-satunya tempat di dunia pada masa itu dimana pala diproduksi.

Sejarah

Sebelum Benteng Belgica, terdapat benteng Portugis abad ke-16 yang berdiri di atas bukit di Banda Neira. Pada tanggal 4 September 1611, Pieter Both, Gubernur Jenderal pertama Hindia Belanda. Menginstruksikan pembangunan benteng baru untuk membentengi bukit yang mendominasi benteng asli Belanda, Benteng Nassau. Benteng ini diberi nama Belgica atau Nederland, dan menjadi Benteng Belgica. Benteng Belgica adalah benteng persegi sederhana di atas bukit. Pada tahun 1662, Jan Pieterszoon Coen memerintahkan renovasi benteng aslinya. Sehingga diganti dengan benteng yang lebih kokoh yang dapat menampung 40 orang.

BACA JUGA : Asal Usul Candi Prambanan Yang Bersejarah

Pada pertengahan abad ketujuh belas, gempa bumi, iklim monsun tropis, dan bahan serta teknik konstruksi asli yang buruk telah mengakibatkan struktur tersebut menjadi bobrok. Pada tahun 1667, Gubernur Cornelis Speelman menginstruksikan Insinyur Adriaan de Leeuw untuk mendesain ulang dan membangun kembali benteng. Hasilnya adalah “benteng” yang sekarang, pekerjaan modifikasi besar-besaran dimulai pada tahun 1672 dan selesai pada tahun 1673. Benteng Belgica yang baru dibangun dari batu yang dikirim ke pulau itu. Desain baru terdiri dari struktur pentagonal luar yang rendah dengan lima benteng sudut bersudut dan segi lima dalam yang lebih tinggi dengan lima menara melingkar yang tinggi. Ini adalah satu-satunya benteng semacam ini di seluruh Kepulauan Banda.

Meskipun lebih dari 300.000 Gulden dihabiskan untuk modifikasi tersebut. Persenjataan yang terdiri dari 50 senjata dan garnisun yang terdiri dari 400 orang Benteng Belgica menyerah kepada armada Inggris pada tahun 1796 tanpa satu tembakan pun. Kembali ke kendali Belanda pada tahun 1803, kota ini kembali diambil alih oleh Inggris pada tahun 1810. Ketika diserbu oleh angkatan laut di bawah Kapten Christopher Cole.

Sebagian dihancurkan pada tahun 1904, dan dibangun kembali secara tidak lengkap pada tahun 1919. Pada tahun 1991, atas perintah Jenderal Benny Moerdani, yang saat itu menjabat Menteri Pertahanan dan Keamanan Indonesia, benteng ini dipugar seluruhnya.

You May Also Like

More From Author