MASJID ISTIQLAL, SEJARAH DAN ASAL-MULA PEMBANGUNAN

Estimated read time 3 min read

NASIONAL Masjid Istiqlal memiliki sejarah panjang dalam perjalanan negara indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, sudah menjadi cita cita besar warga Indonesia untuk membangun sebuah masjid yang dapat menjadi sebuah tempat kebanggan warga Jakarta sekaligus tempat untuk beribadah. Mentri Agama RI pertama, KH. Wahid Hasyim dengan beberapa Ulama mengusulkan untuk mendirikan Masjid yang mampu menjadi simbol bagi Indonesia.

Pada tahun 1953, KH. Wahid Hasyim bersama Anwar Tjokroaminoto, H. Agus Salim, dan Ir. Sofwan dan dibantu dengan sekitar 200 tokoh Islam yang dipimpin oleh KH. Taufiqorrahman memberikan usulan untuk mendirikan sebuah yayasan.

Pada tanggal 7 Desember 1954, untuk mewujudkan ide pembangunan masjid nasional tersebut, didirikanlah yayasan Masjid Istiqlal yang diketuai oleh H. Tjokroaminoto .

H. Tjokroaminoto menyampaikan rencana pembangunan masjid kepada presiden Ir. Soekarno dan ternyata hal ini mendapatkan sambutan hangat dan akan dibantu sepenuhnya oleh presiden Ir. Soekarno. Sejak tahun 1954 Soekarno diangkat menjadi kepala bagian teknik pembangunan Masjid Istiqlal oleh panitia, dan beliau juga dijadikan sebagai ketua dewan juri untuk menilai sayembara maket Istiqlal.

Penentuan Lokasi Masjid Istiqlal

Perdebatan sempat terjadi antara Bung Karno dan Bung Hatta terkait dengan penentuan lokasi Masjid. Pada saat itu Bung Hatta sedang menjabat sebagai Wakil Presiden RI.

Bung Karno Memberikan usulan untuk dibangun di atas bekas benteng Belanda Frederick Hendrik dengan Taman Wilhelmina yang dibangun oleh Gubernur Jendral Van Den Bosch pada tahun 1834. Bangunan yang terletak di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral dan Jalan Veteran.

Sementara Bung Hatta mengusulkan lokasi pembangunan masjid di Jalan Thamrin yang pada saat itu disekitarnya banyak dikelilingi kampung-kampung. Hal ini dikarenaan terletak di tengah-tengah umatnya, selain itu juga ia beranggapan bahwa pembongkaran benteng Belanda tersebut akan memakan dana besar.

Namun, akhirnya Soekarno memutuskan pembangunan masjid dilakukan pada lahan bekas benteng Belanda. Ia bertujuan untuk memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia. Karena di seberang kawasan tersebut telah berdiri gereja Kathedral dengan

Pembangunan

Presiden Ir. Soekarno melakukan Pemancangan tiang pertama pada tanggal 24 Agustus 1961. Hal ini bertepatan dengan peringatan hari besar Maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam acara tersebut disaksikan oleh ribuan umat Islam.

Selanjutnya, dalam pelaksanaan pembangunan masjid ini tidak berjalan dengan lancar. Sejak direncanakan pada tahun 1950 hingga 1965 pembangunan tidak mengalami banyak kemajuan. Proyek ini tersendat, salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah dikarenakan situasi politik yang kurang kondusif.

Pada masa itu, berlaku demokrasi parlementer, partai-partai politik dimasa itu saling bertikai dalam memperjuangkan kepentingan partainya masing-masing. Kondisi tersebut memuncak pada tahun 1965 saat meletus peristiwa G30S/PKI, sehingga pembangunan masjid tersebut berhenti total.

Setelah situasi politik mulai mereda, Menteri Agama KH. Muhammad Dahlan kembali mempelopori pembangunan masjid ini pada tahun 1966. Pada masa itu kepengurusan dipegang oleh KH. Idham Chalid. Ia bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.

Masjid Istiqlal selesai dibangun setelah Tujuh belas tahun kemudian. Dibangun mulai dari tanggal 24 Agustus 1961, dan diresmikan penggunaan masjid ini pada tanggal 22 Februari 1978 oleh Presiden Soeharto. Masjid ini ditandai dengan prasasti yang dipasang pada area tangga pintu As-Salam. Biaya pembangunan masjid ini diperoleh terutama dari APBN sebesar Rp. 7.000.000.000,- (tujuh miliar rupiah) dan US$. 12.000.000.

BACA JUGA : MENGENAL KULTUR BUDAYA SUKU DAYAK ASAL KALIMANTAN

You May Also Like

More From Author