Sejarah Bangunan Parthenon di Yunani

Estimated read time 2 min read

Parthenon merupakan bangunan bekas kuil di Athena Acropolis, Yunani, yang didedikasikan untuk dewi Athena pada abad kelima SM. Patung dekoratifnya dianggap sebagai salah satu karya seni Yunani klasik, simbol abadi Yunani Kuno, demokrasi, dan peradaban Barat.

Parthenon dibangun sebagai ucapan syukur atas kemenangan Hellenic atas penjajah Kekaisaran Persia selama Perang Yunani-Persia. Seperti kebanyakan kuil Yunani, Partthenon juga berfungsi sebagai perbendaharaan kota.

BACA JUGA : Mengenang Suku Amung Yang Berasal Dari Provinsi Papua Tengah

Pembangunannya dimulai pada tahun 447 SM ketika Liga Delian berada di puncak kekuasaannya. Selesai dibangun pada tahun 438 SM; pengerjaan dekorasi berlanjut hingga 432 SM. Untuk sementara waktu, kota ini berfungsi sebagai perbendaharaan Liga Delos, yang kemudian menjadi kekaisaran Athena. Pada dekade terakhir abad ke-6 M, Partheenon diubah menjadi gereja Kristen yang didedikasikan untuk Perawan Maria.

Setelah penaklukan Ottoman pada pertengahan abad kelima belas, bangunan ini menjadi masjid. Dalam Perang Morean, sebuah bom Venesia mendarat di Partthenon, yang digunakan oleh Ottoman sebagai tempat pembuangan amunisi, selama pengepungan Acropolis tahun 1687. mengirimkan yang dituduhkan merusak Parthenon yang parah. Dari tahun 1800 hingga 1803, Earl of Elgin ke-7 merobohkan beberapa patung yang masih ada, yang sekarang dikenal sebagai Kelereng Elgin atau Kelereng Yunani, yang meskipun mendapat izin dari pemerintah Ottoman saat itu, kemudian menjadi heterogen.

Parthenon menggantikan kuil Athena yang lebih tua, yang oleh para sejarawan disebut Pra-Partthenon atau Parthenon Tua, yang dihancurkan dalam invasi Persia pada tahun 480 SM.

Sejak tahun 1975, sejumlah proyek restorasi skala besar telah dilakukan untuk melestarikan artefak yang tersisa dan memastikan integritas strukturalnya.

You May Also Like

More From Author