SUKU TENGGER BROMO, ASAL MULA DAN KULTUR BUDAYA

Estimated read time 4 min read

NUSANTARA Suku Tengger Bromo merupakan suku yang bermukim di kawasan pegunungan di wilayah Jawa Timur, Indonesia. Menurut sejarah, asal mula suku Tengger ini dapat ditelusuri pada zaman Kerajaan Majapahit yang menguasai wilayah Jawa pada abad ke-14 hingga abad ke-15.

Kultur Budaya Suku Tengger

Kultur budaya suku Tengger sangat unik dan khas, mencerminkan kearifan lokal serta tradisi lama yang masih dijaga hingga saat ini. Salah satu aspek signifikan dari kultur budaya mereka adalah keagamaan dan kepercayaan yang tercermin dalam praktik-praktik keagamaan serta ritual adat yang kuat.

Suku Tengger mengamalkan agama Hindu-Budha dengan pengaruh Islam, yang menjadi ciri khas bagi masyarakat Jawa pada umumnya. Mereka mempertahankan ritual-ritual keagamaan seperti sesaji, persembahan, dan pengorbanan kepada roh leluhur. Pada saat tertentu, suku Tengger juga mengadakan upacara-upacara besar yang melibatkan seluruh anggota masyarakat, seperti upacara Yadnya Kasada.

Upacara Yadnya Kasada menjadi salah satu acara paling terkenal dan ditunggu-tunggu oleh suku Tengger. Upacara ini dilaksanakan di Gunung Bromo, salah satu gunung berapi yang menjadi ikon dari suku Tengger. Dalam upacara ini, masyarakat Tengger berziarah ke kawah gunung Bromo untuk mengambil sekam padi yang diyakini memiliki kekuatan magis dan membawanya ke rumah mereka sebagai simbol kesuburan dan keberkahan.

Selain kegiatan keagamaan, suku Tengger juga terkenal dengan keahlian mereka dalam pertanian. Mereka memiliki sistem pertanian terasering yang sangat efisien untuk mengatasi kondisi tanah berbukit di pegunungan. Padi, sayuran, dan buah-buahan menjadi hasil pertanian utama yang dikembangkan oleh suku Tengger.

Seni Dan Kebudayaan

Seni dan budaya juga berperan penting dalam kultur suku Tengger. Mereka memiliki keunikan dalam seni musik, tarian, dan seni rupa yang diwariskan dari generasi ke generasi. Contoh seni musik tradisional suku Tengger adalah gamelan, siteran, dan tamburin.

Suku Tengger mampu menjaga dan mempertahankan warisan budaya mereka dengan bangga. Melalui pengamalan dan pengembangan budaya dan tradisi khas suku Tengger, mereka telah berhasil memperkuat identitas mereka dalam masyarakat Indonesia dan menjadi salah satu daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Dengan keunikan kultur budaya suku Tengger yang meliputi aspek keagamaan, ritual adat, pertanian, dan seni, mereka memberikan makna mendalam bagi keberagaman budaya Indonesia dan melestarikan tradisi-tradisi lama yang masih bernilai tinggi hingga saat ini.

Suku Tengger adalah salah satu suku yang bermukim di Pegunungan Bromo, Jawa Timur, Indonesia. Suku ini memiliki sejarah panjang dan unik yang menjadi asal mula pembentukannya.

Sejarah Asal Mula Suku Tengger

Sejarah asal mula suku Tengger dimulai pada zaman penyebaran agama Hindu di Pulau Jawa. Pada masa itu, Kerajaan Majapahit sedang memperluas pengaruhnya dan mengirimkan para pendeta agama Hindu untuk menyebarluaskan ajaran agama tersebut. Salah satu pendeta yang dikirim adalah Roro Anteng, seorang putri dari Majapahit.

Roro Anteng kemudian jatuh cinta kepada seorang pria bernama Joko Seger, seorang pemanah ulung yang berasal dari suku Tengger. Mereka memutuskan untuk menikah dan menetap di pegunungan Bromo. Dari pernikahan mereka, lahirlah bayi-bayi yang kemudian menjadi leluhur suku Tengger.

Kultur budaya suku Tengger lahir dari perpaduan ajaran agama Hindu dengan kepercayaan lokal. Suku Tengger menganut kepercayaan animisme dan dinamisme, di mana mereka menyembah alam dan roh-roh leluhur. Mereka meyakini bahwa pegunungan Bromo adalah tempat suci yang dihuni oleh roh-roh leluhur mereka.

Salah satu tradisi paling terkenal dari suku Tengger adalah upacara Yadnya Kasada. Setiap tahunnya, suku Tengger mengadakan ritual ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada leluhur dan untuk memohon berkah bagi kesuburan tanah dan panen yang baik. Masyarakat Tengger akan mendaki Gunung Bromo untuk melemparkan persembahan-persembahan seperti hasil panen, ternak, dan buah-buahan ke kawah gunung itu.

Selain itu, suku Tengger juga memiliki seni dan budaya unik. Mereka terkenal dengan seni ukir kayu yang indah, yang biasanya digunakan untuk membuat patung-patung dewa dan peralatan rumah tangga. Musik tradisional seperti gamelan juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan suku Tengger, yang sering digunakan dalam berbagai upacara adat dan acara keagamaan.

Keturunan Suku Tengger

Keturunan suku Tengger saat ini tetap mempertahankan budaya dan tradisi nenek moyang mereka. Mereka tetap menghormati dan menjaga keberadaan pegunungan Bromo sebagai tempat yang suci dan memberikan penghormatan kepada leluhur mereka melalui berbagai upacara dan tradisi adat yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Dalam globalisasi dan modernisasi yang terjadi saat ini, kultur budaya suku Tengger tetap menjadi bagian yang kaya dan berharga dari kekayaan budaya Indonesia. Keutuhan dan ketahanan budaya suku Tengger dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk melestarikan, menghormati, dan menghargai warisan budaya nenek moyang kita.

SUKU TENGGER BROMO

BACA JUGA : MENGENAL BUDAYA SUKU BADUY, MASIH TERJAGA HINGGA SEKARANG

You May Also Like

More From Author